Cari Blog Ini

Laman

Sabtu, 07 September 2013

Segelintir KIsah Sendu Ku

15 tahun yang lalu... aku masih ingat, ketika aku merengek meminta masuk sekolah TK menggantikan saudara ku. Sambil berjualan jajanan (demi menyekolahkan ku) , ibu ku mengantarku ke sekolah.
sungguh... dulu aku belum begitu mengerti.. entah memang aku masih kecil???
dua tahun setelah itu, aku masuk salah satu SD di desa ku, dan akhirnya 6 tahun selanjutnya aku masuk SMP. 3 tahun di aku jalani kehidupan di SMP, tanpa absen.. meniti prestasi dari tingkat yang paling rendah, kelas, hingga paralel... dimulai dari peringkat paralel 3,2, hingga puncaknya adalah 1. Orang tua ku selalu dipanggil ke depan, bukan karena aku melanggar peraturan, melainkan karna prestasi ku. tapi entah lah, saat itu aku belum mengerti.. aku belum juga mengerti bahwa orang tuaku sangat bangga pada diriku. bodohnya, aku hanya memikirkan ingin cepat-cepat pergi ke SMA dan ngekost agar tidak lagi dimarah-marahi ibu.
aku bertekad melanjutkan sekolah di SMA favorit. dan keluarga ku menyetujui ku. Aku memilih sekolah RSBI, SMA 3 Slawi, yang jaraknya sangat jauh dari rumah, makannya aku kost. dan tentunya orang tua ku harus mengeluarkan biaya yang sangat besar, karena RSBI terkenal mahal. aku fikir dengan kost aku akan bebas dari marahan ibu, ternyata aku salah. SALAH BESAR!!!! malam pertama kost aku menangis, menangis merindukan ibu, ayah dan semua keluargaku dirumah . Selama aku jauh dari rumah, ibu tak pernah lagi marah padaku. bahkan ibu rela, tiap bulan ia tak diberi uang oleh ayah ku, karena ayah ku hanya bekerja sebagai buruh bangunan, gajinya hanya cukup untuk kontrakan di jakarta dan sisanya untuk biaya sekolah dan kost ku. tiiap bulan aku hanya dikirim 700 ribu. 350 untuk kost, 200 untuk SPP. sisanya uang jajan 1 bulan. awal tahun aku masih sering pulang untuk meminta uang pada ibu, tapi setelah itu aku tidak lagi berani meminta uang. Aku kasihan pada ibu ku, dia harus berjualan dari pagi hingga sore, bahkan kadang hanya pulang untuk sekedar sholat dzuhur. itulah yang membuat ku tak tega untuk meminta uang jajan tambahan. disitulah aku mulai mengerti, bahwa ibu dan ayah ku sangat baik pada ku. kaka juga, kadang iya memberiku uang jajan tambahan, dia adalah orang yang paling baiki setelah orang tuaku. setelah lulus SMA, ibu selalu memikirkan kuliah ku. keluarga ku bukan lah keluarga kaya, jadi untuk membiayaiku kuliah sangat berat. meski begitu, keluarga ku sangat bertekad menguliahkan ku di perguruan tinggi ternama, mereka berharap salah satu keluargaku mkenjadi orang yang lebih baik. meski aku punya kaka 3, kebanyakan orang tua ku dan kakak ke-2 ku yang membantu biaya sekolah ku.. ibu ku juga tak sering diberi uang oleh anaknya. buat ibu asal mereka sehat itu sudah cukup.
dulu aku bercita-cita menjadi dokter, dan aku memilih FK UI di SNMPTN Undangan. namun Allah berkehendak lain, aku tidak masuk SNMPTN Undangan dan SNMPTN tulis telah mengantarkan ku pada takdir ku, yaitu IPB. Aku bangga menjadi mahasiswa IPB. disini aku merasa beruntung, dan aku tak menyesal cita-cita ku menjadi dokter tak tercapai. karana aku di IPB, aku akan menjadi bagian penting di negeri ini. aku yakin itu. aku kuliah di IPB adalah hasil kerja keras orang tua ku. ibu menjual beras hasil hitanan adik ku. Alhamdulillah aku mendapat beasiswa di IPB. jadi ibuku terbebas dari biaya kademik ku, meski sekarang sedang ada ujian dari Allah. tapi hidup gak akan seru kalau tanpa ujian... aku percaya Allah Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Aku kini sudah mengerti, auh dari keluarga, membuat aku sadar, bahwa keluarga adalah segalanya, terutama orang tua. orang tua ku telah bekerja keras supaya anaknya mendapat pendidikan yang baik. tak peduli tetangga bilang 'gak punya motor', 'gak punya perhiasan' atau apapun lah... tapi meraka bangga melihat anaknya sekarang duduk di bangku kuliah, di bangku IPB, salah satu PT ternama di Indonesia. saat ini mereka menanti ku menjadi SARJANA, Sarjana terbaik di IPB. aku akan terus berjuanag menorehkan prestasi... demi kerja keras orang tuaku dan keluargaku selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar