15
tahun yang lalu... aku masih ingat, ketika aku merengek meminta masuk
sekolah TK menggantikan saudara ku. Sambil berjualan jajanan (demi
menyekolahkan ku) , ibu ku mengantarku ke sekolah.
sungguh... dulu aku belum begitu mengerti.. entah memang aku masih kecil???
dua tahun setelah itu, aku masuk salah satu SD di desa ku, dan akhirnya
6 tahun selanjutnya aku masuk SMP. 3 tahun di aku jalani kehidupan
di SMP, tanpa absen.. meniti prestasi dari tingkat yang paling rendah,
kelas, hingga paralel... dimulai dari peringkat paralel 3,2, hingga
puncaknya adalah 1. Orang tua ku selalu dipanggil ke depan, bukan karena
aku melanggar peraturan, melainkan karna prestasi ku. tapi entah lah,
saat itu aku belum mengerti.. aku belum juga mengerti bahwa orang tuaku
sangat bangga pada diriku. bodohnya, aku hanya memikirkan ingin
cepat-cepat pergi ke SMA dan ngekost agar tidak lagi dimarah-marahi ibu.
aku bertekad melanjutkan sekolah di SMA favorit. dan keluarga ku
menyetujui ku. Aku memilih sekolah RSBI, SMA 3 Slawi, yang jaraknya
sangat jauh dari rumah, makannya aku kost. dan tentunya orang tua ku
harus mengeluarkan biaya yang sangat besar, karena RSBI terkenal mahal.
aku fikir dengan kost aku akan bebas dari marahan ibu, ternyata aku
salah. SALAH BESAR!!!! malam pertama kost aku menangis, menangis
merindukan ibu, ayah dan semua keluargaku dirumah . Selama aku jauh dari
rumah, ibu tak pernah lagi marah padaku. bahkan ibu rela, tiap bulan ia
tak diberi uang oleh ayah ku, karena ayah ku hanya bekerja sebagai
buruh bangunan, gajinya hanya cukup untuk kontrakan di jakarta dan
sisanya untuk biaya sekolah dan kost ku. tiiap bulan aku hanya dikirim
700 ribu. 350 untuk kost, 200 untuk SPP. sisanya uang jajan 1 bulan.
awal tahun aku masih sering pulang untuk meminta uang pada ibu, tapi
setelah itu aku tidak lagi berani meminta uang. Aku kasihan pada ibu ku,
dia harus berjualan dari pagi hingga sore, bahkan kadang hanya pulang
untuk sekedar sholat dzuhur. itulah yang membuat ku tak tega untuk
meminta uang jajan tambahan. disitulah aku mulai mengerti, bahwa ibu dan
ayah ku sangat baik pada ku. kaka juga, kadang iya memberiku uang jajan
tambahan, dia adalah orang yang paling baiki setelah orang tuaku.
setelah lulus SMA, ibu selalu memikirkan kuliah ku. keluarga ku bukan
lah keluarga kaya, jadi untuk membiayaiku kuliah sangat berat. meski
begitu, keluarga ku sangat bertekad menguliahkan ku di perguruan tinggi
ternama, mereka berharap salah satu keluargaku mkenjadi orang yang lebih
baik. meski aku punya kaka 3, kebanyakan orang tua ku dan kakak ke-2 ku
yang membantu biaya sekolah ku.. ibu ku juga tak sering diberi uang
oleh anaknya. buat ibu asal mereka sehat itu sudah cukup.
dulu aku
bercita-cita menjadi dokter, dan aku memilih FK UI di SNMPTN Undangan.
namun Allah berkehendak lain, aku tidak masuk SNMPTN Undangan dan SNMPTN
tulis telah mengantarkan ku pada takdir ku, yaitu IPB. Aku bangga
menjadi mahasiswa IPB. disini aku merasa beruntung, dan aku tak menyesal
cita-cita ku menjadi dokter tak tercapai. karana aku di IPB, aku akan
menjadi bagian penting di negeri ini. aku yakin itu. aku kuliah di IPB
adalah hasil kerja keras orang tua ku. ibu menjual beras hasil hitanan
adik ku. Alhamdulillah aku mendapat beasiswa di IPB. jadi ibuku terbebas
dari biaya kademik ku, meski sekarang sedang ada ujian dari Allah. tapi
hidup gak akan seru kalau tanpa ujian... aku percaya Allah Maha
Penyayang dan Maha Pengasih. Aku kini sudah mengerti, auh dari keluarga,
membuat aku sadar, bahwa keluarga adalah segalanya, terutama orang tua.
orang tua ku telah bekerja keras supaya anaknya mendapat pendidikan
yang baik. tak peduli tetangga bilang 'gak punya motor', 'gak punya
perhiasan' atau apapun lah... tapi meraka bangga melihat anaknya
sekarang duduk di bangku kuliah, di bangku IPB, salah satu PT ternama di
Indonesia. saat ini mereka menanti ku menjadi SARJANA, Sarjana terbaik
di IPB. aku akan terus berjuanag menorehkan prestasi... demi kerja keras
orang tuaku dan keluargaku selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar