Praktikum ke-7 Hari/tanggal : Senin, 15 April 2013
MK Sosiologi Umum (KPM 130) Ruangan : 2.13
SISTEM PONDOK
Wariso Ram
Iis Setiana/G34120092
Asisten : 1. Bernardine Anita W. / F24090072
2. Pamila Adhi Annisa / I14100064
Resume
Sebagian migran sirkuler berasal dari rumah
tangga desa yang hidup serba tidak cukup. Keadaan ini mendorong mereka
melakukan usaha mandiri secara kecil-kecilan dengan modal tidak begitu besar
dan peralatan yang tidak mahal. Para migran sirkuler bergerak dalam bidang
"usaha sisa". Para migran sirkuler menghimpun banyak tenaga migran
sirkuler dari desa/daerah asal untuk bekerjasama membentuk suatu sistem pondok.
Azas kerukunan atau azas kekelargaan menjadi sendi utama, walaupun tujuan utama
sistem pondok adalah keuntungan ekonomi.
Berdasarkan besarnya sumbangan tenaga kerja
migran sirkuler, sistem pondok dapat digolongkan dalam empat kelompok. Pertama,
sistem pondok gotong royong. Dalam sistem pondok ini setiap anggota mempunyai
kedudukan sama. Jumlah anggota kelompok
rata-rata kecil, antara 8-12 orang dan hubungan dalam kelompok kuat. Kelompok
ini terbentuk dari kesepakatan beberapa penduduk desa untuk membentuk kerjasama
dalam jual beli. Kedua, sistem pondok rumah tangga. Jumlah anggota dalam sistem
ini biasanya sedikit karena jenis usaha ini tergolong usaha rumah tangga.
Antara pemilik pondok boro dengan para pembantunya terdapat hubungan yang
dilandasi azas kekeluargaan. Sistem ini biasanya menggunakan tenaga migran
sirkuler yang berasal dari desa yang jauh. Pemilik pondok menyediakan
penginapan beserta jaminan hidup kepada para migran sirkuler dengan alasan
mereka dapat membatu dalam proses produksi agar selesai dalam waktu singkat.
Ketiga, sistem pondok usaha perseorangan. Dalam
sistem pondok ini telah dikenal diferensiasi tenaga yang bertugas dalam proses
produksi (karyawan) dengan tenaga yang bertugas dalam pemasaran (penjual).
Keempat, sistem pondok sewa. Dalam sistem pondok ini pemilik pondok tidak
melibatkan diri dalam kegiatan produksi ataupun pemasaran barang. Para migran
sirkuler yang tinggal di pondok boro berperan sebagai penyewa. Hubungan yang
terjadi antara pemilik pondok boro dengan migran sirkuler adalah hubungan sewa
menyewa, maka hubungan tersebut agak renggang. Dilihat dari jenis kegiatan yang
dilakukan oleh penghuninya, pondok boro dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
pondok boro buruh, pondok boro penjual dan pondok boro produksi.
Analisis
Bacaan
1.
Identifikasi grup
1)
Grup migran sirkuler yang berjualan keramik
pada sistem pondok gotong royong. Grup ini terbentuk atas dasar kesepakatan
para migran sirkuler untuk melakukan kerjasama dalam jual beli hasil kerajinan
keramik.
2)
Grup migran sirkuler yang bekerja di pondok
boro dalam sistem pondok rumah tangga. Grup ini terbentuk karena para anggota
saling membutuhkan satu sama lain. Pemilik pondok menyediakan pondok untuk para
migran sirkuler agar mereka membantu bekerja dalam proses produksi.
3)
Grup migran sirkuler produksi tahu dalam sistem
pondok usaha perseorangan. Grup ini terbentuk karena adanya diferensiasi tenaga
yang bertugas dalam proses produksi (karyawan) dengan pemasaran hasil produksi
(penjual).
4)
Grup migran sirkuler produksi tahu dalam sistem
pondok sewa. Grup ini terbentuk karena adanya sewa-menyewa antara para migran
sirkuler yang tinggal di pondok (penyewa) dengan pemilik pondok.
2.
Dasar pembentukan grup
Dasar pembentukan grup dalam bacaan adalah
adanya kepentingan bersama, yaitu keinginan untuk memperoleh keuntungan ekonomi
dan kesamaan nasib (hidup tidak cukup dan minim modal untuk berwira usaha)
mendorong bergabung membentuk sebuah grup (sistem pondok).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar