LANDASAN TEORI
Persaingan merupakan interaksi antara organisme atau spesies , di mana
kebugaran satu diturunkan oleh kehadiran yang lain. Terbatas pasokan
setidaknya satu sumber daya (seperti makanan , air , dan wilayah) yang
digunakan oleh kedua diperlukan. Persaingan tidak selalu mudah, dan
dapat terjadi di kedua secara langsung dan tidak langsung..Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana
pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan
tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif
atau menghambat pertumbuhan individu-individu yang terlibat (Wurttemberg
1994).Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama (intraspesific competition atau sering dikenal dengan istilah monospesies), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific competition
atau heterospesies). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih
awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan
yang terjadi antar jenis yang berbeda (Campbell 2002).
Persaingan yang
dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang
(tempat), makanan, unsure hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan,
agen dispersal, atau factor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya
yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya
(Indriyanto 2006).Pelaksanaan praktikum ini, dilakukan dengan menghitung bobot tajuk
dan akar tanaman setiap minggu pada tiap-tiap perlakuan. Perkembangan
nilai biomassa dapat mengindikasikan keadaan pasokan unsur-unsur yang
diperlukan tanaman dan menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk tumbuh
dan melihat perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot akibat dari
pengaruh persaingan. Sebagai contoh Apabila penggunaan cahaya menurun
akibat persaingan, tanaman akan memberikan respon dengan mengurangi
ukuran baik pada seluruh tanaman maupun pada bagian-bagian tertentu
(Harjadi 1979).
TUJUAN
Praktikum bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan tanaman yang ditanam secara monospesies dan heterospesies.
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Tinggi batang selama 6 minggu pengamatan
Jenis tanaman Perlakuan/ulangan Tinggi tanaman minggu ke-I (cm)
1 2 3 4 5 6
Kacang hijau A1 16.0 20.5 25.5 30.2 42.2 56.6
A2 15.1 30.2 30.8 37.0 42.5 43.6
A3 10.0 21.5 34.5 36.0 36.0 36.0
B1 10.3 25.3 29.5 40.7 41.8 43.3
B2 20.0 27.0 35.0 44.0 53.0 69.3
B3 29.7 34.6 38.7 42.6 48.2 54.1
Jagung A1 11.7 25.6 53.5 69.1 91.0 99.6
A2 18.6 36.6 49.1 76.1 81.5 84.2
A3 14.0 44.0 67.0 90.0 93.0 106
C1 54.4 63.1 82.3 87.7 77.1 92.0
C2 14.9 31.3 50.8 80.6 90.5 92.8
C3 23.3 46.4 66.2 78.0 83.3 85.7
Tabel 2. Pertambahan tinggi batang selama 6 minggu pengamatan
Jenis tanaman Perlakuan/ulangan Tinggi tanaman minggu ke-I (cm)
1 2 3 4 5 6
Kacang hijau A1 0 4.6 5.0 4.7 12 14.4
A2 0 15.1 0.7 6.1 5.5 1.2
A3 0 11.1 13 1.5 0 0
B1 0 15.0 4.2 11.3 1.1 1.4
B2 0 7.0 8 9 9 16.3
B3 0 4.9 4.1 3.9 5.7 5.9
Jagung A1 0 13.9 27.9 15.6 22.0 8.6
A2 0 18.0 12.5 26.9 5.4 2.8
A3 0 30 23 23 3.0 13.0
C1 0 8.8 19.2 5.4 -10 14.9
C2 0 16.5 19.4 29.9 9.9 2.3
C3 0 22.6 19.8 11.9 5.3 2.4
Tabel 3. Diameter batang selama 6 minggu pengamatan
Jenis tanaman Perlakuan/ulangan Diameter tanaman minggu ke-I (cm)
1 2 3 4 5 6
Kacang hijau A1 0.16 0.2 0.27 0.36 0.475 0.555
A2 0.2 0.2 0.225 0.315 0.4 0.495
A3 0.15 0.21 0.29 0.32 0.58 0.6
B1 0.1 0.25 0.4 0.46 0.53 0.67
B2 0.1 0.156 0.19 0.23 0.3 0.47
B3 0.1 0.132 0.178 0.21 0.28 0.36
Jagung A1 0.325 0.545 0.775 0.985 1.15 1.19
A2 0.2 0.4 0.6 0.735 0.775 0.96
A3 0.39 0.42 0.57 0.7 0.9 1.2
C1 0.49 0.54 0.6 0.69 0.7 0.74
C2 0.345 0.525 0.685 0.8025 0.8675 1.065
C3 0.43 0.6 0.72 0.81 0.87 0.95
Tabel 4. Pertambahan diameter batang selama 6 minggu pengamatan
Jenis tanaman Perlakuan/ulangan Diameter tanaman minggu ke-I (cm)
1 2 3 4 5 6
Kacang hijau A1 0 0.04 0.07 0.09 0.115 0.08
A2 0 0 0.025 0.09 0.085 0.095
A3 0 0.06 0.08 0.03 0.26 0.02
B1 0 0.15 0.15 0.06 0.07 0.14
B2 0 0.056 0.034 0.04 0.07 0.17
B3 0 0.032 0.046 0.032 0.07 0.08
Jagung A1 0 0.22 0.23 0.21 0.165 0.04
A2 0 0.2 0.2 0.135 0.04 0.185
A3 0 0.03 0.15 0.13 0.2 0.3
C1 0 0.05 0.06 0.09 0.01 0.04
C2 0 0.18 0.16 0.1175 0.065 0.1975
C3 0 0.17 0.12 0.09 0.06 0.08
Tabel 5. Rerata bobot tajuk, bobot akar, dan bobot total tanaman
Jenis tanaman Perlakuan/ulangan Bobot tajuk (g) Bobot akar (g) Bobot total (g)
Kacang hijau A1 10.18 0.18 10.36
A2 5.1 0.3 5.4
A3 6.4 0.8 7.2
rata-rata 7.226666667 0.426666667 7.653333333
B1 17.4 1 18.4
B2 12.9 0.45 13.35
B3 7.6 0.5 8.1
rata-rata 12.63333333 0.65 13.28333333
Jagung A1 23 48.85 71.85
A2 47 12.5 59.5
A3 71.1 30.2 101.3
rata-rata 47.03333333 30.51666667 77.55
C1 9.83 18.38 28.21
C2 30 13.075 43.075
C3 33.73 20.38 54.11
rata-rata 24.52 17.27833333 41.79833333
PEMBAHASAN
Pengamatan kali ini, pengamat membandingkan pertumbuhan tanaman, yang
ditanam secara homospesies, dan heterospesies. Homospesies dan
heterospesies ini termasuk jenis persaingan antar tanaman. Persaingan
tanaman ini umumnya bersifat merugikan, karena dapat menhambat
pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman kontrol
(kacang hijau) rata-rata pertumbuhan tingginya lebih besar daripada
perlakuan. Sedangkan pada tanaman kontrol (jagung) rata-rata pertumbuhan
tingginya lebih kecil daripada perlakuan. Begitu pula dengan diameter
kedua tanaman tersebut. Menurut teori pertumbuhan tanaman yang ditanam
secara homospesies, lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman
yang ditanam secara heterospesies. Hal ini dikarenakan persaingan untuk
memperoleh unsur hara dan zat-zat lain yang dibutuhkan lebih kuat (IPB
2008).
Bobot tanaman yang ditanam secara homospesies pada tanaman
kacang hijau lebih tinggi dibandingkan dengan bobot tanaman kacang hijau
yang di tanam secara heterospesies. Sedangkan, bobot tanaman jagung
yang ditanam secara homospesies, lebih kecil dibandingkan dengan bobot
tanaman jagung yang ditanam secara heterospesies. Seharusnya tanaman
yang ditanam secara heterospesies lebih efisien dalam memanfaatkan unsur
hara sehingga bobotnya lebih besar dari yang ditanam secara
homospesies.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, praktikan dapat
mengetahui dan memprediksi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kesalahan data. Seperti kemungkinan terjadinya kesalahan pengukuran,
kekurang telitian dalam membaca skala pada alat ukur, dan kesalahan pada
perhitungan.
SIMPULAN
Pertumbuhan yang ditanam secara
homospesies, lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman yang
ditanam secara heterospesies. Hal ini dikarenakan persaingan tanaman
yang sama jenis atau homospesies lebih kuat dibandingkan yang berbeda
jenis atau heterospesies. Dan pada umumnya persaingan ini dapat
menghambat pertumbuhan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, NA. 2002. Biologi jilid II. Jakata : Erlangga
Harjadi SS.1979. Pengantar Agronomi. Jakarta: Gramedia
Indriyanto.2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksada
Wurttemberg, HB. 1994. Biology I. Berlin : Cornelson Dpuck
maaf ya jika da kekurangan... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar